jump to navigation

Dhammapada Oktober 4, 2008

Posted by drmiharja in 1.
Tags: , ,
add a comment

Budhha Sakyamuni suatu saat berkata :
” Kita tidak membenci orang yang membenci kita ”
” Kita tidak memiliki kekhawatiran juga keserakahan , karenanya hidup kita penuh dengan kegembiraan ”
” Kita Hidup di dunia yang penuh dengan nafsu keserakahan , seperti bunga teratai yang tetap murni di tengah air kotor “
” Kita hidup di antara keserakahan namun tetap hidup tanpa keserakahan , karenanya kita tidak khawatir dan hidup setiap hari “

” Kita harus dengan tenang menghadapi , menerima dan melindungi diri kita sendiri “
” Kita harus menerima kenyataan untuk mengatasi kemarahan , mengunakan cinta untuk mengatasi ketidakpuasan “
” Kita harus mematuhi hukum alam jagat raya ini “

Budhha Sakyamuni mengajari kita :
” Semua yang ada ini pastilah berubah “
” Semua yang tidak berubah pastilah tidak ada “
” Hidup di dunia ini , karena adanya perubahan alamiah fisiologis diri kita sendiri , Maka kita harus mengatur pikiran kita sendiri untuk menjadi lebih baik “
” Berubah dari orang biasa menjadi orang bijak yang telah mendapatkan pencerahan “

Demikianlah yang pernah kudengar

Pantai Yang lain

Buddha Sakyamuni suatu saat pernah berkata : Satu jalan mengarahkan kita pada keuntungan duniawi dan sementara yang lain memisahkan jalan menuju pantai / sisi yang lain dari suatu kebijaksanaan .

Para murid-murid Buddha !
Kalau kamu menghormati Buddha sebagai gurumu , Janganlah mengejar keuntungan duniawi .
Kamu harus menjauhkan dirimu dari jalan yang penuh nafsu tak berkesudahan itu .

Tidak perduli berapa lama kamu hidup , kita cuma bisa hidup di waktu sekarang .
Tidak peduli berapa besar dunia ini , kita cuma bisa berdiri di tempat di mana kita berada sekarang .

Kita tidak memiliki kemampuan untuk hidup sekaligus di masa lalu , masa sekarang dan masa depan .
Juga kita tidak mampu berdiri di sini dan di sana , berada di tempat ini dan di tempat itu pada saat yang sama .
Sangatlah mustahil bagi kedua kaki kita untuk menjalani dua jalan yang berbeda di saat yang sama , dengan mengabaikan bahwa tujuan dari kedua jalan ini sangat berlawanan dalam arah dan tingkatan kesadarannya .

Karena kita dilahirkan sebagai manusia yang memiliki ide , pemikiran dan kesadaran akan dirinya sendiri , maka adalah sangat alamiah kalau kita mencari kesenangan peribadi .
Tapi apakah kebahagiaan yang paling menguntungkan dan tahan lama untuk kita sendiri ?
Sebelum manusia menyadari apakah kebahagiaan kekal itu , kita biasanya mengejar keuntungan pribadi dan rangsangan-rangsangan indra untuk mendapatkan kepuasan nafsu pribadi kita di dunia ini .

Namun Buddha Sakyamuni mengajari kita : Saat orang mencari kebahagiaan dari nafsu eksternalnya , kesenangan ini akan menjadi sumber penderitaan .

Manusia tidak bisa mendapatkan kepuasaan dari nafsunya karena nafsu kita selalu semakin membesar setelah mereka terpuaskan , karenanya kita tak akan bisa memenuhi gelas nafsu .
Hanyalah dengan mengejar kepuasan spiritual maka kita bisa mencapai kebahagiaan kekal .
Jalan yang akan membawa kita menuju kebahagiaan kekal spirit kita sepenuhnya berbeda dari jalan yang membawa kita mendapatkan keuntungan duniawi .

Mereka yang mencari keuntungan duniawi dari sisi ini adalah makhluk hidup kebanyakan .
Mereka yang lebih maju menuju sisi yang lain untuk mencari kesempurnaan spiritual disebut sebagai orang yang sedang memperbaiki dirinya .

Orang yang telah mendapatkan pencerahan dan telah mencapai sisi yang lain dan telah memperoleh keselamatan spiritual disebut sebagai Buddha .

Ayat 1 : Jangan serakah akan keuntungan duniawi .

Buddha Sakyamuni berkata : Satu jalan mengarahkan kita untuk mengejar keuntungan duniawi , jalan yang lain mengarahkan kita menuju ketenangan kekal .

Buddha Sakyamuni berkata : Para murid Buddha ! Karena kamu menghormati Buddha sebagai guru , kamu harus mengerti hal-hal berikut ini : Janganlah rakus akan keuntungan duniawi ! Yakinkan dirimu berada jauh dari jalan itu .

( Mengejar kepuasan spiritual tak bisa digantikan dengan mengejar nafsu . Nafsu hanya menciptakan mafsu yang lebih besar yang pada akhirnya akan menimbulkan penderitaan . Ketenangan diri dan keuntungan duniawi adalah dua jalan berbeda . )

Ayat 2 : Sedikit saja bisa mencapai sisi yang lain .

Buddha Sakyamuni berkata : Dari begitu banyak orang di dunia ini sangat sedikit orang yang dapat memurnikan pikiran mereka untuk bisa mencapai sisi yang lain , Kebanyakan orang sibuk mengejar keuntungan pribadinya untuk memuaskan nafsu serakah mereka . Karenanya mereka terus terjebak dalam lingkaran penderitaan dalam sisi yang lain .

( Mengejar kepuasan spiritual tak bisa digantikan dengan mengejar nafsu . Nafsu hanya menciptakan nafsu yang lebih besar yang pada kahirnya akan menimbulkan penderitaan . Ketenangan diri dan keuntungan duniawi adalah dua jalan berbeda . )

Ayat 3 : Diri sendiri tempat berlindung .

Buddha Sakyamuni berkata :
Orang-orang suci selalu bersikap tenang di tubuh , mulut dan pikirannya .
Mereka juga menghindari diri untuk mengejar kesenangan duniawi .
Mereka memakai dirinya sendiri untuk melindungi diri .
Keyakinan dirinya adalah tempat berlindung bagi mereka sendiri .

( Menenangkan pikiran berarti membiarkan pikiran beristirahat dan tidak berkerja . Pikiran tenang tidak menilai dari sudut pandangnya sendiri , juga pikiran ini tidak menciptakan harapan keuntungan pribadi di masa yang akan datang . Karenanya pikiran tidak menjadi kacau dan juga tidak memerintah . Pada saat yang sama pikiran tetap tajam karena tidak terikat pada perspekstif egonya sendiri . )

Ayat 4 : Bangun di antara kerumunan orang tidur .

Buddha Sakyamuni berkata : Saat orang lain terseret dalam pemanjaan tubuh dan pikiran , orang yang sedang memperbaiki dirinya bekerja mendisiplinkan tubuh dan pikiran . Seakan-akan orang lain sedang bermimpi dan hanya mereka yang bangun .

Buddha Sakyamuni berkata : Orang bijak seperti sedang mengendari seekor kuda yang berlari cepat dan berhenti seketika , sesuai dengan kehendak mereka . Karenanya mereka sangat waspada .

( Mereka yang tidak dapat mengontrol kesadaran pikiran mereka akan dikendalikan oleh nafsu . Bagaimana seseorang bisa di sebut telah bangun ? Orang bijak menjinakan pikiran mereka seperti penunggang kuda yang mengendalikan kudanya dengan mudah . Orang-orang seperti ini dapat menjinakan pikiran mereka dengan sama mudahnya dan benar-benar telah bangun . )

Ayat 5 : Menghindari pemanjaan adalah satu-satunya jalan untuk tetap hidup .

Buddha Sakyamuni berkata :
Hanya mereka yang tidak membiarkan dirinya diombang-ambingkan nafsu benar-benar hidup .
Orang yang memanjakan dirinya bisa disebut telah mati .
Bagaimana mungkin mereka bisa menjaga integritas mereka ?
Hanya mereka yang tidak menarikan musik duniawi yang bisa disebut sebagai manusia sesungguhnya .
Orang yang berjalan dalam irama keduniawian akan ditelan oleh kemanjaan mereka .

Buddha Sakyamuni berkata :
Orang bijak yang telah mendapatkan pencerahan sangat memahami prinsip ini dalam hatinya .
Mereka sangat mengetahui bagaimana menjaga integritas dengan tetap mengusahakan agar kesadaran mereka terus terjaga .
Pikiran mereka tidak terombang-ambing oleh nafsu dan emosi .
Karenanya mereka menjadi tuan bagi dirinya sendiri , tuan bagi kehidupannya sendiri .
Mereka berubah menjadi orang yang penuh suka cita .

( Kalau kita membiarkan nafsu berlari semaunnya , kita kita akan ikut menari bersama nafsu itu dan kehilangan kekuasaan kita . Sekali kita menjadi budak nafsu , kita seakan-akan telah mati . Orang bijak melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri dan menjaga integritas dengan penuh kesadaran . Karenanya mereka menjadi penuh perhatian dan berkuasa dan pada saat yang sama menjadi murni dan penuh kegembiraan . )

Ayat 6 : Meyakini kebenaran dan menjalankan ajaran .

Buddha Sakyamuni berkata :
Orang yang menyadari kebenaran hidup dan melaksanakan prinsip-prinsip itu memiliki tujuh karakteristik .

1 ) Keyakinan : Mempercayai prinsip-prinsip yang benar .
2 ) Rajin : Berkonsentrasi untuk berlatih sepenuh hati tanpa merasa puas .
3 ) Mematuhi aturan : Menjaga indra dari pemanjaan nafsu .
4 ) Rasa malu : Tidak melakukan hal yang memalukan buat dirinya sendiri maupun orang lain .
5 ) Belajar : Mencari sebanyak mungkin tentang kebenaran .
6 ) Ketenangan : Tenang tanpa dualisme penilaian suka / tidak suka .
7 ) Kebijakan melalui pemusatan pikiran : Merefleksikan jiwa dan raganya melalui medetasi .

Buddha Sakyamuni berkata : Orang seperti itu akan dihormati orang lain di mana pun mereka berada . Orang dengan kebijakan sempurna ini tidak bisa menolong tapi memiliki reputasi akan pengetahuan yang luas dan jauh , seperti gunung himalaya yang berdiri tegak untuk menarik perhatian dari jarak yang jauh .

Buddha Sakyamuni berkata : Orang yang tidak memiliki kebijaksanaan teguh akan tetap tak tampak . Pencari spiritual seperti pemburu malam yang tidak dapat melihat orang yang tidak teguh bahkan di depan mata mereka .

Buddha Sakyamuni berkata : Orang bijak menjaga supaya gaya hidupnya tetap sederhana untuk mendapatkan keuntungan perbaikan spiritual .

Mereka bisa sendirian dan memperoleh kesenangan pribadi dalam prosesnya .
Mereka mampu menyelam dalam kesunyian , baik saat duduk , tidur maupun berjalan .
Mereka melakukan refleksi terhadap diri sendiri dan mendisiplinkan jiwa dan raga saat sendirian .
Mereka dengan suka cita menjadi satu dengan gunung dan rimba dalam kehidupan mereka sehari-hari .

( Jalan satu-satunya menuju kebenaran hanyalah dengan berlatih . Kebenaran tidak melulu hanya dinyayikan / dibicarakan namun dijalankan dalam kehidupan sehari-hari . Orang bijak memahami kebenaran karena mereka mengikuti jalan yang telah di tunjukan oleh kebenaran itu . Mereka benar-benar telah mengerti dua tujuan kebenaran . 1 ) Arti kebenran . 2 ) Prinsip meletakan kebenaran dalam latihan . )

Ayat 7 : Niwarna adalah tujuan tertinggi .

Buddha Sakyamuni berkata :
Pengertian nirwana berarti murninya pikiran dan bebasnya pikiran dari ikatan dunia fana .
Tempat ini adalah tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh orang bijak yang telah mencapai pencerahan .
Semua bentuk siksaan diri tidaklah sesulit bersabar dan ketenangan dalam kemalangan .

Mereka yang merusak dunianya tidaklah bisa disebut sebagai orang yang telah ditahbiskan .
Mereka yang terjebak dalam dunia dan tidak bisa bebas dari kekhawatiran tidak bisa dikualifikasikan sebagai biksu .

( Saat pikiran kita murni , pikiran itu tidak mengandung komponen -komponen negatif seperti egois , kemarahan , keserakahan , arogansi dan harga diri . Dengan begitu kita tidak menyakiti dunia tempat kita tinggal juga kita tidak disakiti olehnya . Pikiran semacam ini membuat kita penuh perhatian namun tanpa ikatan . Maka kita akan menjadi tuan yang sebenarnya bagi diri kita sendiri . )

Ayat 8 : Ketenangan adalah kegembiraan yang manis .

Buddha Sakyamuni berkata :
Tidak ada jasa kebajikan yang lebih baik daripada hati yang penuh cinta kasih .
Tidak ada kegembiraan yang lebih manis daripada ketenangan pikiran .
Tidak ada kebenaran yang lebih murni daripada menyadari intisari ketidakkekalan .
Tidak ada agama yang lebih mulia daripada agama yang mengembangkan kebijaksanaan .
Tidak ada filsafat yang lebih besar daripada ajaran untuk menguji kebenaran tentang diri kita sendiri saat sekarang .

( Memahami prinsip yang tepat dan melakukannya , itulah kebenarna yang dapat diandalkan ! Melakukan refleksi terhadap diri sendiri dan memurnikan pikiran kita untuk memperoleh ketenangan dan kedamaian kekal , itulah kebenaran yang dapat diandalkan ! Mengembangkan kebijaksanana dan merasakan buahnya yang manis , itulah kebenaran yang dapat diandalkan ! Naskah-naskah nyanyian pujian dan simbol-simbol ritual tanpa memurnikan pikiran seseorang secara benar dan tanpa memurnikan pikiran seseorang secara benar dan tanpa pencapaian hasil akhir yang benar dapat dikatakan tidak bisa diandalkan . )